Pages

Saturday 9 July 2016

Doa Imam Ahmad ibn Hambal

Ahmad tengadah seraya berdoa,

"Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa Engkau di atas apa yang lebih banyak dari apa yang kami sukai, maka jadi-kanlah kami atas apa yang Engkau sukai selamanya!" "Lanjutkan!" seru kami. "Ya Allah sesungguhnya kami memohon kepada Engkau kekuatan seperti yang Engkau katakan pada langit dan bumi

[Datanglah kalian berdua menurut penntahku dengan suka hati atau terpaksa, keduanya menjawab: kami datang dengan suka hati ]

Ya Allah, berikanlah kami taufiq untuk mencapai redhomu. Ya Allah, kami berlindung kepada Engkau dan merasa fakir kecuali kepada Engkau, dan berlindung dari kehinaan kecuali di hadapan Engkau. Ya Allah, janganlah Engkau limpahkan ke-pada kami (rezeki) yang membuat kami menjadi durjana, dan jangan pula Engkau sendatkan (rezeki) yang membuat kami lupa. Limpahkanlah kepada kami rahmat-Mu, kekuasaan rezeki-Mu yang dapat menghantarkan kami di dunia dan kecukupan dari kekuatan-Mu!"


Friday 8 July 2016

Jauhi Dengki

Imam al-Ashma'i berkata, "Aku melihat seseorang yang berasal dari baduwi. Orang itu sudah berumur tua, dan aku berkata kepadanya, 'Aku lihat tubuhmu masih segar bugar.'

Dia berkata : 'Aku jauhkan diriku dan iri dengki. Ada orang bijak berkata seperti ini Kedengkian memakan tubuh

Imam Jahid berkata, "Di antara sikap yang arif dan bijak adalah, menjauhkan diri dari orang yang dengki, karena sakit yang diderita hatinya sudah cukup atas kemarahanmu kepadanya."

Orang baduwi yang bijak berkata, "Aku belum pernah melihat orang yang berbuat zhalim melebihi dari orang yang dengki. Bagaimana tidak, kenikmatan yang kamu dapat, baginya adalah bencana.


Oleh karena itu, jauhilah kedengkian. 
Dengan menjauhkan diri dari kedengkian, 
maka akan memadamkan kemarahan dan memberikan kedamaian." 

Tinggalkanlah kedengkian maka engkau akan bahagia 
Kedengkian hanya akan membakarmu di neraka 
Jika kamu dengki maka kesedihan menyelimutmu 
Jika kamu biarkan maka ia akan membuat mati 



Tanda-tanda makrifah pd Allah

"Tanda-tanda seorang yang mencapai makrifat Allah Swt. bahwa seluruh pemikirannya timbul dalam meditasi (perenungan mendalam), seluruh perkataannya senantiasa memuji dan menyucikan Allah Swt. dan amal perbuatannya senantiasa mengarah pada zikir (ingat) kepada Allah Swt. dan pandangan matanya melihat jelas kegaiban akan perbuatan dan kekuasaan Allah Swt." 


Ada suatu kisah yang menarik dari Ibrahim bin Adham. Pada suatu ketika, beliau bertemu dengan seorang laki-laki yang mengaku tidak bisa melepaskan did dari kebiasaan berbuat dosa atau maksiat. Laki-laki itu memohon nasihatnya agar bisa me-ninggalkan kebiasaan buruknya itu. Ibrahim bin Adham berkata, "Kalau kamu mau menerima lima syarat dan sanggup melaksanakannya maka tidak apa-apa kamu berbuat maksiat".

Mendengar kata-kata itu, laki-laki tersebut penasaran lalu bertanya:"Wahai Abu Ishaq (panggilan Ibrahim bin Adham), apa saja lima syarat au?" Ibrahim bin Adham berkata, "Yang pertama, kalau kamu ingin melakukan maksiat kepada Allah Swt., janganlah kamu makan rezeki-Nya". "Ya, kalau kamu sudah mengetahuinya, masih pantaskah kamu memakan rezeki-Nya, sementara kamu melanggar perintah-perintah-Nya?"

Lalu Ibrahim bin Adham meneruskan nasihatnya, "Syarat yang kedua, kalau kamu ingin berbuat maksiat, janganlah tinggal di bumi". "Wahai Abu Ishaq, kalau demikian aku tinggal di mana?" Tanya laki-laki itu. "Wahai hamba Allah Swt., pikirlah olehmu, apakah kamu pantas memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kamu masih melanggar perintah-perintah-Nya?" Jawab Ibrahim. "Ya, engkau benar, wahai Abu Ishaq". Ujarnya sambil menundukkan kepala karena merasa malu. Ibrahim bin Adham melanjutkan nasihatnya, "Syarat yang ketiga, kalau kamu masih ingin berbuat maksiat kepada Allah Swt., mau makan rezeki-Nya dan mau tinggal di bumi-Nya, carilah tempat yang tersembunyi dan tidak dapat dilihat oleh-Nya". Mendengar syarat yang ketiga ini, laki-laki itu terperanjat, dan bertanya: "Wahai Abu Ishaq, mana mungkin Allah Swt. tidak melihat saya?"

Mendengar syarat yang ketiga ini, laki-laki itu terperanjat, dan bertanya: "Wahai Abu Ishaq, mana mungkin Allah Swt. tidak melihat saya?" "Kalau kamu yakin bahwa Allah Swt. selalu melihat dan mengawasimu apakah masih ada niat kamu bcrbuat maksiat di hadapan-Nya?" tegur Ibra-him bin Adham. Laki-laki itu kemudian terdiam se-raya merenungkan perkataan Ibrahim bin Adham tersebut. lalu laki-laki itu kembali bertanya, "Wahai Abu Ishaq, lalu apa syarat keempatnya?"

"Kalau malaikat maut datang hendak mencabut ruhmu, katakanlah kepadanya, tangguhkanlah kema-tianku, aku masih ingin bertobat dan berbuat amal saleh" kata Ibrahim bin Adham. "Wahai Abu Ishaq, mana mungkin malaikat maut memenuhi permohonanku itu?" Laki-laki itu malah balik bertanya. Ibrahim bin Adham berkata, "Wahai hamba Allah Swt., kalau kamu sudah meyakini bahwa kamu tidak dapat menangguhkan datangnya kematianmu lalu jalan apa lagi yang mungkin dapat memberikan jalan keluar dari murka Allah Swt.?" "Baiklah wahai Abu Ishaq. Sekarang syarat yang kelima apa?" tanya laki-laki itu. "Wahai hamba Allah Swt., kalau malaikat Zabaniah datang hendak membawamu ke api neraka pada Hari Kiamat janganlah kamu mau ikut bersamanya".

"Wahai hamba Allah Swt., kalau malaikat Zabaniah datang hendak membawamu ke api neraka pada Hari Kiamat janganlah kamu mau ikut bersamanya': Laki-laki itu mulai sadar akan segala perbuatan maksiat yang dila-kukannya setelah mendengar nasihat Ibrahim bin Adham, seraya berkata, "Wahai Abu Ishaq, jelas malaikat Za-baniah tidak mungkin membiarkan aku menolak kehendak-Nya". "Kalau memang demikian, jalan apa lagi yang dapat menyelamatkan dirimu wahai hamba Allah Swt.?" tanya Ibrahim bin Adham.

"Wahai Abu Ishaq, cukup... cukup... janganlah engkau teruskan. Mulai saat ini aku akan mohon ampun dan bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya" kata laki-laki itu sambil menangis dan sangat menyesali semua perbuatan maksiat yang selama ini dilakukannya. Sejak itu, laki-laki yang gemar melakukan maksiat itu benar-benar bertobat dan meninggalkan segala perbuatan yang dimurkai Allah Swt. Dan dengan penuh kesadaran dan keimanan, ia menjalankan segala perintah Allah Swt. dan meninggalkan segala larangan-larangan-Nya, hingga ajal menjemputnya. 





Friday 10 June 2016

Jangan mudah berfatwa

- Ibn Mas'ud berkata, "Orang yang memberi fatwa dalam semua soalan yang diajukan kepadanya, adalah orang gila".

- Kata Ibn Abi Laila, "Aku menemui 120 orang ansar dari kalangan sahabat Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Apabila salah seorang ditanya masalah, dia akan menolak supaya diaju kepada yang lain. Yang lain pula menolak supaya diaju kepada yang lain, sehingga kembali kepada orang pertama".

- Al-Sakhtiyani berkata, "Orang yang paling pantas memberi fatwa, dialah yang paling sedikit ilmunya tentang khilaf ulama".

- Kita sepatut lebih malu kepada Imam Malik, yang pernah disoal dengan 50 masalah, beliau tidak menjawab walau satu soalan pun. Imam Malik berkata, "Sesiapa yang mahu menjawab, maka sebelum menjawabnya hendaklah merentangkan dirinya di atas syurga dan neraka, dan bagaimana kesudahannya di akhirat, barulah dia menjawab".

- Imam Malik juga pernah disoal satu masalah, lalu dia menjawab "Aku tidak tahu". Lalu dikatakan kepada Imam Malik, "Ini masalah mudah sahaja". Imam Malik marah dan berkata, "Dalam ilmu tidak ada suatu pun yang ringan".

- Berkata al-Khatib, "Sedikit sahaja orang yang gemar memberi fatwa, berlumba-lumba memberi fatwa, dan senantiasa memberi fatwa, kecuali kuranglah taufiq Allah kepadanya".

- Imam Sahnun pernah disoal satu masalah oleh seorang lelaki. Lalu tiga hari lelaki itu berulang-alik kepada Sahnun dan mendesaknya, "Soalan aku, -semoga Allah membaikkan urusanmu-".

Sahnun berkata, "Wahai sahabat, apa yang boleh aku lakukan dengan soalanmu. Ia rumit. Dalamnya ada banyak pendapat. Dan aku kebingungan padanya".

Lelaki itu berkata, "Kamu (layak menjawab) untuk semua soalan yang rumit".

Sahnun berkata, "Jauh sekali wahai anak saudaraku. Kata-katamu itu bukanlah lebih mendedahkan kamu daripada daging dan tulangku kepada api neraka. Alangkah banyak apa yang aku tidak mengetahui".

Sahnun berkata lagi, "Kalau kamu sabar, aku harap kamu boleh kembali semula dengan persoalan kamu ini. Kalau kamu mahu bertanya kepada orang lain selainku, pergilah dan masalah kamu itu mungkin dijawab segera dalam masa sekejap sahaja".

Ibn Solah berkata, "Dalam kalangan mereka ada yang melambat-lambatkan menjawab soalan yang dia tidak ragu padanya (yakni: tahu jawapannya), dan mereka bertawaqquf dalam masalah yang mudah yang dia boleh menjawabnya".

Saturday 21 September 2013

Kata-kata Hikmah


1. Solat bukanlah "tayar ganti' yang anda tarik keluar ketika dilanda masalah, tapi ia adalah 'stereng' yang menunjukkan jalan benar.

2. Maka, kenapa cermin depan kereta begitu besar dan cermin pandang belakang begitu kecil?
Ini kerana masa lalu kita tidak begitu penting seperti masa hadapan kita. Maka, pandanglah ke hadapan dan majulah.

3. Persahabatan ibarat sebuah buku. Ia mengambil masa yang sedikit untuk dibakar, tapi bertahun-tahun untuk ditulis.

4. Semua perkara dalam kehidupan ini hanyalah sementara. Jika ia berjalan dgn baik, nikmatilah, ia takkan kekal lama. Jika ia berjalan dgn teruk,jgn sedih, ia juga takkan kekal lama.

5. Kawan-kawan lama adalah emas. Kawan-kawan baru adalah berlian. Jk anda mendapat sebutir berlian, jgn lupa emas tersebut krn utk memegang sebutir berlian, anda sentiasa memerlukan tapak emas.

6. Acapkali, ketika kita hilang harapan dan berfikir inilah pengakhirannya, ia hanyalah liku, bukannya penamat!

7. Apabila Allah swt menyelesaikan masalah2 anda, anda percaya memiliki kemampuan. Apabila Allah swt tdk menyelesaikan masalah2 anda, DIA percaya akan kemampuanmu.

8. Seorang yang buta bertanya kepada seorang lelaki bijaksana "bolehkah ada sesuatu yang lbh teruk berbanding kehilangan penglihatan? " Dia menjawab, "ya, kehilangan visi anda! "

9. Ketika anda mendoakan org lain, Allah swt mendengar kpd anda dan merahmati mereka; kadang kala apabila anda selamat dan bahagia, ingatlah bhw seseorang telah mendoakan anda.

10. Rasa bimbang tidak menghilangkan masalah hari esok, ia menghilangkan kedamaian hari ini.

Jika anda benar-benar menikmati kata-kata ini, mohon sebarkan kepada yang lain. Ia boleh menerangi hari seseorang. 


(dihantar oleh Us Zahazan)

Saturday 18 May 2013

Ketegasan Ulama

Satu ketika Ibn Taimiyyah bersama dengan sejumlah ulama Damsyik pergi berjumpa dengan Raja Tatar yang bernama Qazan. Raja Tatar tersebut mendakwa telah menganut Islam, tetapi melakukan penyelewengan dan kezaliman terhadap umat Islam. Ibnu Taimiyyah masuk untuk menasihatinya. Dengan nada tegas dan mesej yang jelas Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah menasihati Raja Qazan berkenaan.

Kata Syeikhul Islam Ibn Taimiyyah kepada penterjemah Raja Qazan: “Beritahu Qazan, engkau mendakwa engkau seorang muslim, aku dengar bersama engkau ramai ulama. Habis mengapa engkau memerangi negeri kami? Bapa dan datuk engkau Hulako dahulu adalah kafir, tetapi mereka tidak menyerang negeri kami, sebaliknya membuat perjanjian. Adapun engkau berjanji tetapi mungkir, berkata tetapi tidak tunaikan.”
Kemudian berlangsunglah dialog antara Ibn Taimiyyah dan Raja Qazan. Selepas itu Raja Qazan berkenaan menjamu sekelian yang hadir ke majlis tersebut dengan hidangan. Kesemua yang hadir makan dengan lazatnya. Namun Ibn Taimiyyah tidak mahu makan. Lalu Raja Tatar itu bertanya: “Mengapa engkau tidak mahu makan?”.

Monday 15 April 2013

KATA-KATA TERAKHIR ASSYAHID UMAR MUKHTAR



Assyahid Umar Mukhtar, Amir Mujahidin Libya, memimpin jihad melawan penjajah Italia pada tahun 1920-1930-an. Dia berusia 70 tahun, ketika ia menderita luka parah, dan ditawan oleh penjajah.